Minggu, 25 November 2012

#1 : Individual, Keluarga, dan Masyarakat

KORUPSI TERJADI KARENA MORAL APARATUR


KUPANG - Banyak masalah “korupsi” yang melibatkan aparat Pegawai Negeri Sipil (PNS) karena disebabkan “moral” yang tidak dimiliki oleh masing-masing individu. Meskipun mereka memiliki pendidikan yang cukup tinggi.

Mantan Panglima TNI (Purn) Jenderal, Endriantono Sutarto mengatakan, akhir-akhir ini banyak kasus korupsi yang melibatkan PNS disemua daerah di Indonesia. Saat ini kasus korupsi tidak pernah ada lowongnya. Hari demi hari kasus korupsi terus bertambah. Bahkan satu kasus belum selesai sudah ditambah kasus berikutnya.

Semua itu bisa terjadi karena PNS yang melakukan tindakan korupsi tidak mempunyai moral atas dasar agama yang cukup bagus dalam keluarganya. Apabila mereka mempunyai moral yang baik pasti para aparat akan berpikir 20 kalilipat untuk melakukan tindakan korupsi, sebab tindakan tersebut tidak hanya merugikan satu atau dua orang. Tapi melibatkan banyak orang.

“Korupsi adalah masalah moral. Agenda reformasi birokrasi jika dijalankan secara benar dan konsisten akan dapat mengurangi peluang terjadinya korupsi jika aparatur mempunyai moral yang bagus”, kata Endriantono

Menurut Mantan Panglima TNI itu, pentingnya pemahaman PNS tentang hakekat profesi yang diemban seorang PNS harus mampu bekerja dengan sungguh-sungguh dengan menaati semua peraturan kepegawaian. Sehingga diharapkan tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.

Para PNS harus dapat memelihara profesinya dengan baik tanpa diciderai dengan perbuatan yang menyimpang dari ketentuan yang ada. Misalnya terlibat pratik KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).

Para PNS harus memberikan contoh yang baik terhadap masyarakat, sehingga ditiru oleh masyarakat dan terutama generasi muda penerus bangsa ini. Kalau mereka memberikan contoh yang tidak baik terhadap masyarakat itu sama saja mereka mengajarkan masyarakat dan generasi muda penerus bangsa ini untuk melakukan pratik KKN sama seperti para pendahulunya.

Maraknya kasus korupsi yang melibatkan berbagai pejabat tinggi hingga bawahannya membuat masyarakat pun muak, miris melihat tingkah laku para elite negeri yang doyan korupsi.

Padahal mereka tergolong orang-orang yang berpendidikan tinggi memiliki gelar yang bertumpuk-tumpuk di awal dan akhir namanya.

Namanya saja bergelar profesor, doktor, insinyur dll tapi perilaku mereka tidak menandakan mereka adalah orang yang berpendidikan tapi perilaku mereka sama seperti binatang yang bergelantung diatas pohon. Bahkan jauh lebih parah dari binatang. Memanfaatkan jabatan untuk menguras uang negara puluhan hingga ratusan miliar tanpa rasa malu sama sekali (mungkin urat malu mereka sudah putus).
Lihat saja para pelaku koruptor yang sudag berhasil dibekuk aparat penegak hukum, mana ada malu, malah cengar-cengir,melambaikan tangan, masuk koran, televisi gratis, pamer kekayaan dari hasil jarahan kepublik lewat media.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tanggapan :
Fenomena korupsi di Indonesia saat ini sudah seperti makanan kita sehari-hari, buruknya lagi pemain nomor satu pada kasus korupsi ini sebagian besar adalah para elite DPR yang notabenennya adalah wakil dari rakyat. Hal ini tentu saja sangat mengecewakan dan ironis. Orang-orang yang mengaku wakil rakyat yang akhirnya teribat kasus korupsi itu dapat diumpakan sebagai musuh dalam selimut, orang yang mengumbar janji manis untuk mengambil hati rakyat, ujung-ujungnya mengkhianati kepercayaan rakyat.

Saya sebagai masyarakat cukup bingung dengan akal pikiran mereka, apakah kekayaan yang selama ini mereka miliki belum cukupkah? Apakah gaji anggota DPR itu masih terbilang kecil ? Sampai-sampai melakukan perbuatan securang itu, mengelabuhi rakyat miskin. Pajak yang seharusnya digunakan sebagik-baiknya demi kemakmuran rakyat malah digunakan untuk kemakmuran diri sendiri. Disaat fakir miskin merajalela di sudut-sudut kota, mereka kelaparan, tidak bisa sekolah, sedangkan orang-orang elite 'jahat' itu bersenang-senang dengan seenaknya belanja dan plesiran keluar negeri dengan menggunakan uang mereka. Kemanakah rasa iba mereka?

Masyarakat sudah gerah, sudah bosan, sudah geram akan semua pemberitaan di TV tentang korupsi, masyarakat sudah tidak sabar menunggu pemberitaan tentang prestasi mereka, bukan selalu tentang korupsi.
Semoga tidak lama lagi kita mendengar kabar baik dari senayan akan prestasi anggota DPR bukan lagi tentang korupsi.

Sumber :
http://politik.kompasiana.com/2012/08/14/korupsi-terjadi-karena-moral-aparatur/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar