Selasa, 10 September 2013

Puas adalah musuh

" Manusia tidak pernah merasa puas "
Awalnya, statement di atas menurut saya adalah sesuatu yang saya anggap negatif. Karena menurut logika saya, berarti manusia itu tidak pernah mensyukuri apa yang diberikan oleh Allah SWT, karena itu manusia terus menerus mencari di dunia sampai menemukan kepuasannya.

Namun, setelah saya mengalami beberapa hal yang terjadi di sekeliling saya, dengan beberapa kecil kesuksesan itu, dan tanpa sadar saya merasa puas akan semua itu sampai-sampai hidup di zona aman, dan pada akhirnya saya jatuh. Maksud saya, saya sering kali menanggap kesuksesan yang saya raih adalah sebuah kepuasan bagi saya, sehingga saya hidup di zona nyaman, dan sombong dalam hati, sehingga lengah, dan kalah pada akhirnya. Hal ini sering terjadi...

Dan kini pada akhirnya saya memutuskan untuk menjadikan rasa puas itu sebagai musuh saya. Dengan anggapan saya tidak akan lagi hidup di zona nyaman dan mau terus menerus bereksplorasi dan mengembangkan kesuksesan-kesuksesan kecil itu menjadi kesuksesan yang besar. Namun, ada saja anggapan " Apa dengan merasa tidak puas itu sama saja artinya dengan kufur nikmat ? Tidak bersyukur akan nikmat yang diberikan Allah ? "

Saya sempat ragu menjawabnya, daripada saya salah kaprah, lanjutlah saya browsing dan mencari perbedaan antara puas dan syukur, apakah sama atau malah berbeda .

Ternyata puas dan syukur itu berbeda :
Puas
Merasa sudah mendapatkan kesuksesan dan merasa dirinya sudah selesai dalam berkarya, bekerja, maupun beramal


Syukur
Menerima semua yang telah dijalankan Tuhan dengan apa ada nya tanpa mengurangi usaha kita dalam mencari kesuksesan di dunia maupun di akhirat

Nah, dari situlah saya sadar bahwa istilah " Manusia tidak pernah merasa puas " itu ternyata mengandung makna positif yang berarti kita tidak boleh merasa puas atau selesai akan kesuksesan yang kita raih saat ini, karena bisa saja kesuksesan yang kita anggap merupakan kepuasan itu, bukanlah kesuksesan yang sesungguhnya, karena kita sendiri tidak akan pernah tahu jalan rezeki kita.

Dan sebaliknya, kita harus meningkatkan rasa syukur atas nikmat dan rezeki yang Allah berikan pada kita, besar kecilnya, baik buruknya, semuanya sudah dituliskan dalam skenario hidup kita, dan percaya lah bahwa sesuatu yang kita kerjakan baik maka akan kembali kepada kita yang baik pula.

Bukan bermaksud untuk ceramah ataupun sok alim, jujur ini sendiri adalah pengalaman hidup saya. Saya mempostingnya adalah agar saya selalu ingat bahwa puas itu adalah musuh saya.


1 komentar:

  1. Hi cantik, kenapa kamu mesti mecari musuh? Puas adalah manusia. Karena pencapaian di masa depan ingin sesuatu yang luar biasa. kamu harus kerja pintar loh.

    Selamat Berjuang Ulva Melvina S.com

    BalasHapus