A. Arti Penting
Kepemimpinan
Kepemimpinan dan manajemen adalah
dua istilah yang acap kali membingungkan. Apakah perbedaan diantara keduanya ?
John Kotter dari Harvard Business
School menyatakan bahwa manajemen terkait dengan usaha untuk menangani
kompleksitas. Manajemen yang baik menghasilkan keteraturan dan konsistensi
dengan cara mempersiapkan rencana formal, merancang struktur organisasi yang
kuat, dan memonitor hasil berdasarkan rencana. Sebaliknya, kepemimpinan
berkaitan dengan perubahan. Pemimpin menentukan arah dengan cara mengembangkan
suatu visi masa depan; kemudian, mereka menyatukan orang-orang dengan
mengkomunikasikan visi ini dan menginspirasi mereka untuk mengatasi berbagai
rintangan.
Kita dapat mendefinisikan
kepemimpinan (leadership) sebagai
kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai sebuah visi atau
serangkaian tujuan yang ditetapkan. Sumber pengaruh ini bisa jadi bersifat
formal, seperti yang diberikan oleh pemangku jabatan menejerial dalam sebuah
organisasi. [1]
Terdapat definisi lain pula mengenai
kepemimpinan, yaitu merupakan suatu cara bagaimana seorang pemimpin
mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi, dan mengendalikan bawahannya dengan
cara-cara tertentu, sehingga bawahan dapat menyelesaikan tugas pekerjaannya
secara efektif dan efisien.
Dalam dunia bisnis, penerapan gaya
kepemimpinan (leadership style)
seseorang akan dapat mempengaruhi sikap dan prilaku bawahannya dalam melakukan
pekerjaan mereka. Kepemimpinan dalam suatu organisasi terjadi karena adanya
interaksi antara tiga komponen penting, yaitu manajer, karyawan, dan situasi
atau kondisi lingkungan kerja tertentu.[2]
B. Tipologi
Kepemimpinan
Dalam prakteknya terdapat tipe-tipe
kepemimpinan di antaranya adalah sebagian berikut :
1. Tipe Otokratis.
Ciri
dari tipe otokratis : Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi,
Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan
sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat,
Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya
sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat
menghukum.
2.
Tipe Militeristis
Seorang
pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki
sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih
sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada
pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut
disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari
bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3.
Tipe Paternalistis.
Ciri
seorang dengan tipe paternalistis : menganggap bawahannya sebagai manusia yang
tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan
fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
4.
Tipe Karismatik.
Hingga
sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang
pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian
mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai
pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula
tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena
kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang
karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi
dengan kekuatan gaib (supra natural powers).
5.
Tipe Demokratis.
Pengetahuan
tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah
yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe
kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses
penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu
adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan
kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari
pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari
bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha
mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu
tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat
kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses
daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai
pemimpin.
Bila dilihat dari tipe-tipe kepemimpinan
di atas, pasti kita mengidamkan pemimpin dengan tipe kepemimpinan yang
demokratis. Dengan kepemimpinan demokratis selalu ingin maju dengan jalan yang
baik, dalam artian bahwa setiap mengambil langkah maju dipertimbangkan segala
aspek yang menyangkut langkah yang diambilnya. Oleh karena itu tipe
kepemimpinan inilah yang selalu lebih banyak sukses dan maju dibandingkan tipe
kepemimpinan lainnya.[3]
C. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kepemimpinan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
efektivitas kepemimpinan adalah sebagai berikut :
1. Kepribadian,
pengalaman masa lampau dan harapan pemimpin
2. Harapan
dan prilaku atasan
3. Kebutuhan
tugas
4. Karakteristik,
pengharapan dan perilaku bawahan
5. Iklim
dan kebijaksanaan organisasi
6. Harapan
dan perilaku rekan
Semua
faktor ini mempengaruhi pemimpin dalam melakukan fungsi-fungsi kepemimpinan.[4]
D. Implikasi Manajerial
Kepemimpinan dalam Organisasi
Beberapa implikasi manajerial yang
dapat diberikan sebagai masukan bagi kemajuan organisasi :
a. Hal pertama yang harus dipahami bahwa
setidaknya pemimpin memahami konsep kepemimpinan sesuai dengan kondisi
organisasi dan orang-orang yang berada di bawahnya. Guna memperlancar kegiatan
dalam organisasi.
b. Berdasarkan tipe-tipe kepemimpinan yang ada,
sebaiknya pemimpin menyadari bagaimana cara ia memimpin, apakah baik untuk
organisasi atau tidak. Hal ini dapat mempengaruhi kemajuan organisasi ke
depannya.
c.
Yang tidak luput dari kepemimpinan yaitu faktor apa saja yang mempengaruhi
kepemimpinan tersebut. Bila faktor tersebut sudah ada sejak kecil atau
merupakan bakat, maka kepemimpinan itu terus diasah dan dikembangkan. Atau bila
faktor tersebut baru dibentuk pada saat menghadapi kondisi yang mengharuskan
memiliki jiwa kepemimpinan, maka bentuklah kepemimpinan tersebut sesuai dengan kondisi
yang terjadi.[3]
Referensi
:
1. Stephen
P. Robins & Timothy A. Judge. 2008. Perilaku
Organisasi Edisi 12 Buku 2.
Penerbit Salemba Empat : Jakarta.
2. Djoko
Purwanto. 2006. Komunikasi Bisnis Edisi 3.
Penerbit Erlangga : Jakarta
3. http://raysa-aprilia.blogspot.com/2014/04/kepemimpinan.html diakses pukul 18.49 WIB tanggal 15 April 2014
4. Yayat
M. Herujito. 2001. Dasar-Dasar Manajemen.
Penerbit Grasindo : Jakarta