Selasa, 25 Desember 2012

Papaaa

Ceritanya singkat ajaa..

Selasa, 25 Desember 2012, sore hari pukul 17.00, dan hujan cukup deras.
Semua orang dirumah kelaperan, dan kita pun berinisiatif buat goreng ati . Pertama sih nyokap yang gorengin, tapi berhubung udah ma maghrib dan nyokap belom sholat ashar, maka nyokap pun menitipkan masakannya ke bokap. Dan bokap pun setuju.

Keadaan rumah pun sangat damai, gue dan 2 adik gue nonton tv sambil menunggu ati goreng yang harum dan enak itu matang, nyokap sholat, dan bokap di dapur. Semuanya sudah tidak sabar untuk menunggu makanan itu dihidangkan.

Sekitar beberapa menit kemuadian, nyokap menghampiri bokap. Susasana rumah yang tadinya bahagia dan damai tiba-tiba senyap..... kami pun anak-anak nguping pembicaraan nyokap bokap. Ternyataaa.... ati nya gosoooong.. aaaah papaaaa maaaaah gosooong, lapeeer...

Kita 4 cewe-cewe di rumah yang tadinya berniat untuk mengomentari papah, sejenak tidak tega melihat wajah bokap yang melas. Dan akhirnya kami pun mencoba untuk meringankan beban bokap yang sudah menggosongkan komoditi makanan berat di rumah, mana atinya digoreng semua. Dengan cara apa ??

Kami berusaha buat makan itu ati yang warnanya sedikit kelam dan teksturnya yang seperti krupuk, jadi kalo digigit ada suara kriuk-kriuk gitu. Adek gue makan sambil bilang " enak kok pah enaaak! cuma rada keras aja " , pokoknya kita semua meng-enak-kan ati itu dah, sampai pada akhirnya bokap sadar kalo dia salah. Terus menampilkan wajah menyesal dan minta maaf. Aaaaah papaaaaa, pokoknya semelas-melasnyaaaa.

Akhirnya demi kelangsungan hidup keluarganya, bokap pun berhujan-hujanan ke simpanga buat beliin soto untuk menggantikan ati nya yang gosong itu. Dan itu membuat suasana rumah tambah mengharukan, tak lama kemudian bokap pun sampe rumah dengan celananya yang basah, tentunya itu tambah mengharukan, kalau digambarkan seperti adegan termehe-mehek saat berjuta tahun tidak ketemu ayah yang merantau di negeri orang, sangat mengharukan. Dan akhir dari segala akhirnya adalah kami pun bisa meneruskan hidup kami melalui soto itu.

#postingan paling super duper gak penting

Kamis, 20 Desember 2012

Ayoo Mahasiswaa!!

Jumat, 21 Desember 2012 . 13 : 45

Gue baru aja hatamin film GIE : Catatan Seorang Demonstran . Ngga tau, tiba-tiba aja gue berniat buka youtube dan nonton film itu, dan entah ada angin dari mana, gue sama sekali gak buffer. Awal gue berniat buat nonton film ini lagi tuh sejak gue nonton 5 cm bareng temen-temen di margo. Setting film mereka itu di Puncak Mahameru, Gunung Semeru. Filmnya nasionalis banget dan tentunya ada setting di UI juga, makanya gue tertarik buat nyari film lain tentang anak muda yang nasionalis dan di UI, yaaap langsunglah tertuju pada film Gie ini.

Sehatamnya gue nyelesain film Gie ini, gue berfikir ( akhirnya berfikir ! ) kenapa ya kondisi mahasiswa saat ini dan jaman dulu waktu gie kuliah ( sekitar tahun 1965 ) .

Yang gue tangkep dari mahasiswa jaman dulu tuh, mereka tegas, keras, kritis, berani, dan sangat amat peduli pada perubahan bangsa. Mereka bikin organisasi-organisasi untuk menampung aspirasi-aspirasi mahasiswa lainnya tentang bangsa ini. Kuliah buat mereka itu bener-bener dimanfaatkan untuk mencari  ilmu untuk pengabdian pada masyarakat, walaupun tetap saja ada segelitir mahasiswa yang hanya memikirkan diri sendiri, tapi setidaknya mahasiswa jaman dulu tuh lebih peka terhadap keadaan sekitarnya. Rasa kecintaan mereka dan rasa nasionalis mereka pada Indonesia sangat tinggi. Mereka mencari kebenaran dengan cara apapun walaupun medannya sulit, mereka tidak mau didikte dengan keadaan, mereka berani memberontak pada suatu keadaan yang ganjil.

Dan gue membandingkan dengan mahasiswa saat ini, gue yang saat ini udah berkedudukan menjadi mahasiswa sama sekali belom bisa ngasih kontribusi besar pada Indonesia, apakah hanya cukup dengan mencintai Indonesia dengan ikut eskul tari tradisional dan Paskibra di SMA ? Tentu saja tidaak. Timbul pikiran bagaimana gue bisa ikutan berkontribusi buat Indonesia yang lebih baik ? Gue ga tau apa wadahnya, gue juga bingung kenapa organisasi pada jaman dulu tuh lebih 'meaning' daripada yang sekarang. Lebih berfungsi. Selagi sibuk memikirkan diri gue sendiri yang belom bisa ngasih kontribusi apa-apa ke Indonesia, gue juga mengamati tingkah prilaku mahasiswa saat ini.

Banyak muncul berbagai istilah seperti 'Mahasiswa Ninja', 'Mahasiswa kupu-kupu', dll. Memangnya apa mahasiswa ninja ? Yang masuk kalo cuma ujian tengah semester atau UAS, sedangkan pada proses belajar mereka gak pernah dateng, terus tiba-tiba ada nilainya. Mereka bak dewa yang bisa cepet ngerjain soal ujian tanpa harus belajar. Tapi apa sih fungsinya itu ? Buat apa mahal-mahal bayar kuliah kalo bolos mulu, nyadar ga sih kalo kalian tuh udah ngekhianatin orang tua kalian sendiri, emangnya kalian gak takut karma apa . Selain itu juga, mahasiswa jaman sekarang kurang peka sama bangsa sendiri. Mereka seakan gak peduli sama persoalan-persoalan bangsa ini, merek lebih suka ngebahas tentang cinta/pacaran, tentang jalan-jalan, shopping, futsal, nonton, tawuran, hura-hura, mikirin gimana caranya dapet contekan, pokoknya mikirin tentang kesenangan diri sendiri deh.

Bagaimana Indonesia mau maju kalo generasi mudanya kaya gini. Gak usah nengok ke masa-masa SMA lagi deh, sekarang itu kita udah mahasiswa. Inget ! Ada imbuhan maha- didepan siswa nya, itu berarti seluruh masyarakat Indonesia menganggap kita adalah orang yang paling bisa membenahi bangsa ini, membawa perubahan untuk menjadi lebih baik, menyelesaikan PR pendahulu-pendahulu kita. Jangan dikira kita sudah merdeka dari penjajahan, sudah mengalami revolusi dan reformasi, setelah itu kita bebas petantang petenteng seolah-olah tidak ada lagi tantangan yang menghadang kita. Justru tantangan kedepan itu lebih sulit lagi, yang jaman dulu kita bisa membedakan jelas yang mana yang baik dan buruk, saat ini semuanya terlihat baik padahal belum tentu semuanya baik, kita sulit membedakan mana yang pro dan yang kontra.

Ini adalah intisari dari postingan gue kali ini yang gue post di twitter juga :
" mahasiswa jaman dulu sama saat ini beda 345 derajat, kenapa ngga 360 derajat ?
Karena masih ada 15 derajat mahasiswa yang memikirkan nasib bangsa ini
mau dibawa kemana bangsa ini,
dimana posisi kita di bangsa ini,
dan bagaimana kita menceritakan pada anak cucu kita tentang bangsa ini nantinya"

Karena ituu, marilah kita sebagai mahasiwa , sama-sama berjuang membawa perubahan dan manfaat bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Jangan mau hanya nurut dan didikte oleh keadaan. Jangan mudah terpengaruh dengan emosi yang tiada gunanya, ini bukan saatnya lagi kita berjuang dengan metode militer, ini saatnya diplomasi yang berperan. Kita berperang dengan pemikiran-pemikiran untuk membawa Indonesia yang lebih baik. Lupakan si kuning, si merah, si hijau, si biru, si abu-abu, si orange, si pink, si cokelat, dan warna-warna lainnya, karena sebenarnya warna kita hanya dua, yaitu Merah Putih



Jumat, 14 Desember 2012

#3 Warga Negara dan Negara

SOE HOK GIE





Soe Hok Gie adalah Orang keturunan China yang lahir pada 17 Desember 1942. Seorang putra dari pasangan Soe Lie Pit —seorang novelis— dengan Nio Hoe An. Soe Hok Gie adalah anak keempat dari lima bersaudara keluarga Soe Lie Piet alias Salam Sutrawan, Soe Hok Gie merupakan adik dari Soe Hok Djie yang juga dikenal dengan nama Arief Budiman. Sejak masih sekolah, Soe Hok Gie dan Soe Hok Djin sudah sering mengunjungi perpustakaan umum dan beberapa taman bacaan di pinggir-pinggir jalan di Jakarta.

Sejak masih sekolah, Soe Hok Gie dan Soe Hok Djin sudah sering mengunjungi perpustakaan umum dan beberapa taman bacaan di pinggir-pinggir jalan di Jakarta. Menurut seseorang peneliti, sejak masih Sekolah Dasar (SD), Soe Hok Gie bahkan sudah membaca karya-karya sastra yang serius, seperti karya Pramoedya Ananta Toer. Mungkin karena Ayahnya juga seorang penulis, sehingga tak heran jika dia begitu dekat dengan sastra.

Sesudah lulus SD, kakak beradik itu memilih sekolah yang berbeda, Hok Djin (Arief Budiman) memilih masuk Kanisius, sementara Soe Hok Gie memilih sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Strada di daerah Gambir. Konon, ketika duduk di bangku ini, ia mendapatkan salinan kumpulan cerpen Pramoedya: “Cerita dari Blora” —bukankah cerpen Pram termasuk langka pada saat itu?

Pada waktu kelas dua di sekolah menangah ini, prestasi Soe Hok Gie buruk. Bahkan ia diharuskan untuk mengulang. Tapi apa reaksi Soe Hok Gie? Ia tidak mau mengulang, ia merasa diperlakukan tidak adil. Akhirnya, ia lebih memilih pindah sekolah dari pada harus duduk lebih lama di bangku sekolah. Sebuah sekolah Kristen Protestan mengizinkan ia masuk ke kelas tiga, tanpa mengulang.

Selepas dari SMP, ia berhasil masuk ke Sekolah Menengan Atas (SMA) Kanisius jurusan sastra. Sedang kakaknya, Hok Djin, juga melanjutkan di sekolah yang sama, tetapi lain jurusan, yakni ilmu alam.

Selama di SMA inilah minat Soe Hok Gie pada sastra makin mendalam, dan sekaligus dia mulai tertarik pada ilmu sejarah. Selain itu, kesadaran berpolitiknya mulai bangkit. Dari sinilah, awal pencatatan perjalanannya yang menarik itu; tulisan yang tajam dan penuh kritik.

Ada hal baik yang diukurnya selama menempuh pendidikan di SMA, Soe Hok Gie dan sang kakak berhasil lulus dengan nilai tinggi. Kemuidan kakak beradik ini melanjutkan ke Universitas Indonesia. Soe Hok Gie memilih ke fakultas sastra jurusan sejarah , sedangkan Hok Djin masuk ke fakultas psikologi.

Di masa kuliah inilah Gie menjadi aktivis kemahasiswaan. Banyak yang meyakini gerakan Gie berpengaruh besar terhadap tumbangnya Soekarno dan termasuk orang pertama yang mengritik tajam rejim Orde Baru.

Gie sangat kecewa dengan sikap teman-teman seangkatannya yang di era demonstrasi tahun 66 mengritik dan mengutuk para pejabat pemerintah kemudian selepas mereka lulus berpihak ke sana dan lupa dengan visi dan misi perjuangan angkatan 66. Gie memang bersikap oposisif dan sulit untuk diajak kompromi dengan oposisinya.

Selain itu juga Gie ikut mendirikan Mapala UI. Salah satu kegiatan pentingnya adalah naik gunung. Pada saat memimpin pendakian gunung Slamet 3.442m, ia mengutip Walt Whitman dalam catatan hariannya, “Now I see the secret of the making of the best person. It is to grow in the open air and to eat and sleep with the earth”.



Pemikiran dan sepak terjangnya tercatat dalam catatan hariannya. Pikiran-pikirannya tentang kemanusiaan, tentang hidup, cinta dan juga kematian. Tahun 1968 Gie sempat berkunjung ke Amerika dan Australia, dan piringan hitam favoritnya Joan Baez disita di bandara Sydney karena dianggap anti-war dan komunis. Tahun 1969 Gie lulus dan meneruskan menjadi dosen di almamaternya.

Bersama Mapala UI Gie berencana menaklukkan Gunung Semeru yang tingginya 3.676m. Sewaktu Mapala mencari pendanaan, banyak yang bertanya kenapa naik gunung dan Gie berkata kepada teman-temannya:

“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”

8 Desember sebelum Gie berangkat sempat menuliskan catatannya: “Saya tak tahu apa yang terjadi dengan diri saya. Setelah saya mendengar kematian Kian Fong dari Arief hari Minggu yang lalu. Saya juga punya perasaan untuk selalu ingat pada kematian. Saya ingin mengobrol-ngobrol pamit sebelum ke semeru. Dengan Maria, Rina dan juga ingin membuat acara yang intim dengan Sunarti. Saya kira ini adalah pengaruh atas kematian Kian Fong yang begitu aneh dan begitu cepat.” Hok Gie meninggal di gunung Semeru tahun 1969 tepat sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27 akibat menghirup asap beracun di gunung tersebut. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis. Selanjutnya catatan selama ke Gunung Semeru lenyap bersamaan dengan meninggalnya Gie di puncak gunung tersebut.


24 Desember 1969 Gie dimakamkan di pemakaman Menteng Pulo, namun dua hari kemudian dipindahkan ke Pekuburan Kober, Tanah Abang. Tahun 1975 Ali Sadikin membongkar Pekuburan Kober sehingga harus dipindahkan lagi, namun keluarganya menolak dan teman-temannya sempat ingat bahwa jika dia meninggal sebaiknya mayatnya dibakar dan abunya disebarkan di gunung. Dengan pertimbangan tersebut akhirnya tulang belulang Gie dikremasi dan abunya disebar di puncak Gunung Pangrango.

Beberapa quote yang diambil dari catatan hariannya Gie:

“Seorang filsuf Yunani pernah menulis … nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.”

“Kehidupan sekarang benar-benar membosankan saya. Saya merasa seperti monyet tua yang dikurung di kebun binatang dan tidak punya kerja lagi. Saya ingin merasakan kehidupan kasar dan keras … diusap oleh angin dingin seperti pisau, atau berjalan memotong hutan dan mandi di sungai kecil … orang-orang seperti kita ini tidak pantas mati di tempat tidur.”

“Yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan adalah dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan…”

Selain Catatan Seorang Demonstran, buku lain yang ditulis Soe Hok Gie adalah Zaman Peralihan, Di Bawah Lentera Merah (yang ini saya belum punya) dan Orang-Orang di Persimpangan Kiri Jalan serta riset ilmiah DR. John Maxwell Soe Hok Gie: Pergulatan Intelektual Muda Melawan Tirani.

Tahun depan Mira Lesmana dan Riri Reza bersama Miles Production akan meluncurkan film berjudul “Gie” yang akan diperankan oleh Nicholas Saputra, Sita Nursanti, Wulan Guritno, Lukman Sardi dan Thomas Nawilis. Saat ini sudah memasuki tahap pasca produksi.


John Maxwell berkomentar, “Gie hanya seorang mahasiswa dengan latar belakang yang tidak terlalu hebat. Tapi dia punya kemauan melibatkan diri dalam pergerakan. Dia selalu ingin tahu apa yang terjadi dengan bangsanya. Walaupun meninggal dalam usia muda, dia meninggalkan banyak tulisan. Di antaranya berupa catatan harian dan artikel yang dipublikasikan di koran-koran nasional” ujarnya. “Saya diwawancarai Mira Lesmana (produser Gie) dan Riri Reza (sutradara). Dia datang setelah membaca buku saya. Saya berharap film itu akan sukses. Sebab, jika itu terjadi, orang akan lebih mengenal Soe Hok Gie” tuturnya.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Saya sangat kagum dengan soe hok gie, walaupun lahir dengan image tionghoa, tetapi kecintaannya akan menegakkan keadilan di tanah air Indonesia sangatlah besar. Kisah hidup soe hok gie ini sangat mengnspirasi generasi muda agar tidak pasif dalam menghadapi persoalan di Indonesia. Ada beberapa kata-kata yang bisa menginspirasi kita sebagai mahasiswa, diantaranya : 

" Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa.
Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa.
Mementingkan golongan, ormas, teman seideologi dan lain-lain.
Setiap tahun datang adik-adik saya dari sekolah menengah.
Mereka akan jadi korban-korban baru untuk ditipu oleh tokoh-tokoh mahasiswa semacam tadi."

"Pertanyaan pertama yang harus kita jawab adalah: Who am I?
Saya telah menjawab bahwa saya adalah seorang intelektual yang tidak mengejar kuasa
tapi seorang yang ingin mencanangkan kebenaran.
Dan saya bersedia menghadapi ketidak-populeran,
karena ada suatu yang lebih besar: kebenaran."

Kedua quote diatas adalah quote yang paling menginspirasi saya. Memang pada kenyataannya mahasiswa saat ini banyak yang memanfaatkan statusnya sebagai mahasiswa, berbuat seolah-olah merekalah yang paling benar, tanpa memikirkan dari berbagai sudu pandang, bahkan masih banyak mahasiswa yang tawuran, berbuat anarkis, hura-hura, dan berbuat yang merugikan negara. Padahal seharusnya kita sadar, kita sebagai mahasiswa mempunyai beban yang sangat berat. Imbuhan maha- didepan siswa itu memberikan artian bahwa semua warga Indonesia bertumpu pada kita sebagai mahasiswa.

Memang tugas kita, sebagai generasi muda Indonesia, sebagai warga negara Indonesia untuk berusaha demi kemajuan bangsa kita tercinta ini, karena percuma apabila kita hanya menyukseskan diri sendiri sedangkan bangsanya tidak sukses. Kesuksesan itu tidak akan terasa berarti. Karena itu, marilah kita generasi muda Indonesia, mari kita bersatu, buatlah pluralisme itu menjadi sebuah kekayaan dan bukanlah menjadi penghalang, manfaatkanlah waktu luang kita untuk hal-hal yang baik, demi kemajuan kita, keluarga, masyarakat, dan Bangsa Indonesia.

Sumber :
http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/02/biografi-soe-hok-gie-1942-1969.html

Kamis, 13 Desember 2012

Quote this day!



#6 Manusia dan Penderitaan

Kebahagian dan penderitaan adalah fenomena alam yang saling berhubungan, tanpa adanya penderitaan kita tidak akan tahu makna dari kebahagiaan yang sesungguhnya, begitupun tanpa adanya kebahagiaan tentu hidup kita akan sangat menderita.

Pengertian Penderitaan
Penderitaan adalah menanggung atau menjalani sesuatu yang sangat tidak menyenangkan yang dapat di rasakan oleh manusia. Setiap manusia pasti pernah mengalami penderitaan baik secara fisik maupun batin. Penderitaan juga termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat tidaknya suatu intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang di anggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan suatu penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagian. Memang harus diakui, di antara kita dan dalam masyarakat masih terdapat banyak orang yang sungguh-sungguh berkehendak baik, yaitu manusia yang merasa prihatin atas aneka tindakan kejam yang ditujukan kepada sesama manusia yang tidak saja prihatin, melainkan berperan serta mengurangi penderitaan sesamanya, bahkan juga berusaha untuk mencegah penderitaan atau paling tidak menguranginya, serta manusia yang berusaha keras tanpa pamrih untuk melindungi, memelihara dan mengembangkan lingkungan alam ciptaan secara berkelanjutan. Ada keinginan alamiah manusia untuk menghindari penderitaan. Tetapi justru penderitaan itu merupakan bagian yang terkandung di dalam kemanusiaannya.

Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.

Mengenai penderitaan yang dapat memberikan hikmah, contoh yang gamblang dapat dapat dicatat disini adalah tokoh-tokoh filsafat eksistensialisme. Misalnya Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark, sebelum menjadi seorang filsuf besar, masa kecilnya penuh penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.

Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani ,dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani .Akibat yang ditimbulkan dari siksaan timbulah penderitaan .Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupa sehari-hari banyak tejadi dan banyak dibaca di beragai mediamassa.

Siksaan yang sifatnya psikis antara lain adalah kebimbangan , kesepian ,dan ketakutan .

1. Kebimbangan

Kebimbangan dialami oleh seseorang apabila ia pada suatu saat tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan diambil.Akibat dari kebimbangan , seseorang berada dalam keadaan yang tidak menetu ,sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu .

2. Kesepian

Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukan dengan keadan sepi seperti yang dialami oleh petapa yang tinggal dilingkungan sepi.Kesepian juga merupaan bentuk siksaan yang dapat dialami oleh seseorang.

3. Ketakutan

Ketakutan merupakan bentuk lain yang menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin.Bila rasa takut itu di besar-besarkan yang tidak pada tempatnya ,maka disebut sebagai PHOBIA.Pada uumna orang memiliki satu atau dua phobia ringan seperti takut pada tikus , cicak , kecoa ,dll.Tetapi pada sebagian orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu .

Sebab seseorang merasa ketakutan :
Claustrophobia dan Agoraphobia

Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.Sedangkan Agoraphobia adalah Ketakutan yang disebabkan seseorang berada di ruangan terbuka.
Gamang

Gamang merupakan ketakutan bila seseorang berada di tempat yang tinggi . Hal itu disebabkan ,karna ia takut akibat berada di tempat tinggi.
Kegelapan

Merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat gelap.Sebab dalam pikirannya dalam tempat gelap akan muncul sesuatu yang ditakuti seperti setan ,pencuri ,dll.Orang yag demikian selalu menghendaki agar ruangan tempat tidur dalam keadaan terang .
Kesakitan

Merupakan ketakutan yang disebakan oleh rasa sakit yang dialami.seseorang yang takut diinjeksi sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan kedalam tubuhnya .Hal itu disebabkan karna dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan .
Kegagalan

Merupakan ketakutan dari seseorang yang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan .

Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal dengan kekalutan mental. Kelalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat kemampuan seseorang tidak dapat menghadapi masalahya. Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
1. Nampak pada jasmani yang sering pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. Nampak pada kejiwaanya rasa cemas, kekalutan, apatis, cemburu, mudah marah

Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
1. Gangguan kejiwaan terlihat dalam kehidupan sehari-harinya baik jasmani maupun rohani
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negative
3. Kekalutan merupaka titik patah dan yang bersangkutan mengalami gangguan

Sebab-sebab timbulnya kekalutan, dapat disebutkan antara lain sebagai berikut :
1. Kepribadian yang lemah
2. Terjadinya konflik social budaya
3. Cara pematangan batin

Proses-proses kelautan mental yang dialami seseorang mendorongnya kea rah :
1. Positif, trauma yang dialami dapat dilewati dengan baik untuk tetap survive menjalani hidup.
2. Negative, trauma yang dialami berlarut-larut sehingga dia mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustasi antara lain :
- Agresi
- Regresi
- Fiksasi
- Proyeksi
- Identifikasi
- Narsisme
- Autism


Penderitaan dan perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat maupun ringan. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan manusia yang sifatnya kodrati. Karena itu terserah kepada manusianya sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin . Manusia adalah makhluk yang berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminnya. Hal ini embuat manusia itu kreatif, baik bagi penderitaan itu sendiri maupun orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan

Penderitaan, media massa, dan seniman
Media massa adalah alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada asyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi mereka yang simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari karya tersebut.

Penderitaan dan sebab-sebabnya
Penderitaan yang muncul karena perbuatan buruk manusia

Menurut pandangan saya, penderitaan ini muncul disebabkan hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya baik dengan antar sesama manusia ataupun dengan alam. Penderitaan ini dapat muncul karena ketidak harmonisan antara elemen satu dengan yang lainnya. contohnya pada hubungan dalam bermasyarakat, ada kalanya didalam bermasyarakat terdapat perbedaan pendapat yang dapat menimbulkan perselisihan diantara satu dengan yang lainnya, hal ini bisa saja mengakibatkan timbulnya rasa dengki, marah, bahkan saling menuduh atau menjelek-jelekan. dari sinilah penderitaan muncul karena perbuatan saling tidak menyukai tersebut. dalam hal ini, penderitaan yang dialami adalah penderitaan secara batin karena terdapat rasa sakit hati apabila ada seseorang yang menjelek-jelekan bahkan rasa itu bisa saja semakin sakit apabila sudah terjadi pertengkaran yang membuat hubungan didalam masyarakat sudah tidak ada rasa nyaman dan aman. Selain karena ketidak harmonisan dengan sesama, ketidak harmonisan dengan alam juga dapat membawa penderitaan. contohnya apa yang sedang terjadi saat ini yaitu bencana alam terjadi dimana-mana. karena kesalahan manusia terhadap alam lah yang membuat alam menjadi tidak bersahabat lagi dengan manusia maka muncul lah penderitaan pada setiap orang yang terkena bencana alam. penderitaan yang dialami adalah penderitaan secara fisik dan batin, karena mereka yang terkena bencana alam harus rela kehilangan harta benda bahkan keluarga mereka.
Penderitaan yang muncul karena suatu penyakit/siksaan

Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimism dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus penderitaan dapat diungkapkan berikut ini : Seorang anak lelaki buta sejak diahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata hatinya terang benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di universitas dan akhirnya memperoleh gelar doctor di Universitas Sourbone Perancis. Dia adalah Prof.Dr. Thaha Husen, guru besar Universitas di Kairo, Mesir.

Pengaruh penderitaan
Orang yang mendapatkan atau pernah mendapatkan penderitaan pastinya akan mempengaruhi pada dirinnya, baik itu dalam jumlah yang besar maupun sedikit. Sikap yang timbul dapat berupa yang positif maupun yang negatif. Sikap positifnya adalah, manusia mampu mengambil hikmah dari penderitaan yang pernah dia dapatkan, dan pada nantinya akan terbiasa untuk berusaha agar penderitaan yang dia alami tidak terulang kembali. Sedangkan pada sisi negatifnya, tentunya akan merubah pola pikir menuju hal yang negatif. Seperti contohnya : Bila kita tidak menderita karena tidak punya uang, bisa saja kita melakukan perbuatan kriminal sepert mencuri. Padahal perbuatan seperti itu jelas-jelas salah.


Sumber :
http://triicecsfabregas.blogspot.com/2011/11/manusia-dan-penderitaan.html
http://thisisnotbyan.blogspot.com/2012/05/manusia-dan-penderitaan.html
http://siscaellia.wordpress.com/2012/06/16/manusia-dan-penderitaan/

#5 Manusia dan Keindahan

Keindahan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.

Keindahan, sering diutarakan kepada situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan identik dengan kebenaran, sesuatu yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah.

Keindahan bersifat universal, artinya keindahan yang tak terikat oleh selera perorangan, waktu, tempat atau daerah tertentu, bersifat menyeluruh. Segala sesuatu yang mempunyai sifat indah antara lain segala hasil seni, pemandangan alam, manusia dengan segala anggota tubuhnya dan lain sebagainya. Dalam bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari kata “bellum” Akar katanya adalah “benum” yang berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Prancis “beao” sedangkan Italy dan Spanyol ”beloo”.

Dalam arti luas meliputi keindahan hasil seni, alam, moral dan intelektual. Dan dalam arti estetik keindahan mencakup pengalaman estetik seseorang dalam hubunganya dengan hubunganya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Sedangkan dalam arti terbatas keindahan sangat berkaitan dengan keindahan bentuk dan warna.
Sesungguhnya keindahan itu memang merupakan suatu persoalan filsafati yang jawabannya beraneka ragam.

Salah satu jawaban mencari ciri-ciri umum yang ada pada semua benda yang dianggap indah dan kemudian menyamakan ciri-ciri atau kwalita hakiki itu dengan pengertian keindahan. Jadi keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kwalita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast).

Keindahan adalah susunan kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal kulitas yang paling disebut adalah kesatuan (unity) keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry) keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast).
Herbet Read merumuskan bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi manusia. Filsuf abad pertengahan Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.

Menurut luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Keindahan dalam arti luas, menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan
2. Keindahan dalam arti estetik murni, yaitu pengalaman estetik seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas, yaitu yang menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan yakni berupa keindahan bentuk dan warna

Keindahan identik dengan kebenaran, keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah yang tidak mengandung kebenaran tidak indah.

Ada 2 nilai yang penting dalam Keindahan :
1. Nilai ekstrinsik yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu hal. Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.
2. Nilai intrinsik yakni sifat baik yang terkandung di dalam atau apa yang merupakan tujuan dari sifat baik tersebut. Contohnya pesan yang akan disampaikan dalam suatu tarian.

Teori estetika keindahan menurut Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art” dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu bersifat subjektif adanya, yakni karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya sendiri.
2. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan bersifat objektif adanya, yakni karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek.
3. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara yang subjektif dan yang objektif, artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.

Ada tiga hal yang nyata ketika seseorang menyatakan bahwa sesuatu itu indah, apabila ada keutuhan (Integrity) ada keselarasan (Harmony) serta kejelasan (Clearity) pada objek tersebut. Ini biasanya disebut sebagai hukum keindahan

Renungan

Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori. Teori-teori itu ialah : teori pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologik.

(a). TEORI PENGUNGKAPAN

Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni.

Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris “aesthetic as Science of Expresion and General Linguistic”. Seorang tokoh lainnya dari teori pengungkapan adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni adalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan pelbagai gerak, garis, wama, suar dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata mernindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.

(b). TEORI METAFISIK

Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan (imitation theory).

(c). TEORI PSIKOLOGIS

Teori-teori metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasaikan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman.

Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Menurut Schiller, asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Sebuah teori lagi yang dapat dimasukkan dalam teori psikologis ialah teori penandaan (signification Theory) yang memandang seni sebagi suatu lambang atau tanda dari perasaan manusia.


Keserasian

Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.

Dalam pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian hams dipadukan wamanya bagian atas dengan bagian. bawah. Atau disesuaikan dengan kulitnya. Apabila cars memadu itu kurang cocok, maka akan merusak pemandangan. Karena itu dalam keindahan ini, sebagian ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasamya adalah sejumlah kualitas / pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal. Kualita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity).

Filsuf Ingris Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauti is unity of formal relations among our sence-perception). Pendapat lain menganggap pengalaman estetik suatu keselarasan dinamik dari perenungan yang menyenangkan.

(a). TEORI OBYEKTIF DAN TEORI SUBYEKTIF

The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori subyektif.

Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah keindahan menmpakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam alam pikiran orang yang mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan teon subyektif.

Pendukung teon obyektif adalah Plato, Hegel dan Bernard Bocanquat, sedang pendukung teon subyektif ialah Henry Home, Earlof Shaffesbury, dan Edmund Burke.

Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Teori subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dari si pengamat itu. Yang tergolong teori subyektif ialah yang memandang keindahan dalam suatu hubungan di antara suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya seperti misalnya yang berupa menyukai atau menikmati benda itu.

(b) TEORI PERIMBANGAN

Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kwalita dari benda-benda: Kwalita bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda disebut indah telah dijawab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan yang bertahan sejak abab 5 sebelum Masehi sampai abab 17 di Empa. Sebagai contoh bangunan arsitektur Yunani Kuno yang berupa banyak tiang besar.

Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunani Kuno dulu dipahami pula dalam arti yang lebih terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Keindahan dianggap sebagai kualita dari benda-benda yang disusun (yakni mempunyai bagian-bagian). Bangsa Yunani menemukan bahwa hubungan-hubungan matematik yang cermat sebagaimana terdapat dalam ilmu ukur dan berbagai pengukuran proporsi ternyata dapat diwujudkan dalam benda-benda bersusun yang indah.

Teori perimbangan berlaku dari abad ke-5 sebelum masehi sampai abad ke 17 masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni. Bagi mereka keindahan hanyalah kesan yang subyektif sifatnya.

Keindahan hanya ada pada pikiran orang yang menerangkannya dan setiap pikiran melihat suatu keindahan yang berbeda-benda. Para seniman romantik umumnya berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak adanya keteraturan, yakni tersusun dari daya hidup, penggambaran, pelimpahan dan pengungkapan perasaan. Karena itu tidak mungkin disusun teori umum tentang keindahan.Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.

Dalam pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian hams dipadukan wamanya bagian atas dengan bagian. bawah. Atau disesuaikan dengan kulitnya. Apabila cars memadu itu kurang cocok, maka akan merusak pemandangan. Karena itu dalam keindahan ini, sebagian ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasamya adalah sejumlah kualitas / pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal. Kualita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity).

Filsuf Ingris Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauti is unity of formal relations among our sence-perception). Pendapat lain menganggap pengalaman estetik suatu keselarasan dinamik dari perenungan yang menyenangkan.

(a). TEORI OBYEKTIF DAN TEORI SUBYEKTIF

The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori subyektif.

Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah keindahan menmpakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam alam pikiran orang yang mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan teon subyektif.

Pendukung teon obyektif adalah Plato, Hegel dan Bernard Bocanquat, sedang pendukung teon subyektif ialah Henry Home, Earlof Shaffesbury, dan Edmund Burke.

Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Teori subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dari si pengamat itu. Yang tergolong teori subyektif ialah yang memandang keindahan dalam suatu hubungan di antara suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya seperti misalnya yang berupa menyukai atau menikmati benda itu.

(b) TEORI PERIMBANGAN

Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kwalita dari benda-benda: Kwalita bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda disebut indah telah dijawab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan yang bertahan sejak abab 5 sebelum Masehi sampai abab 17 di Empa. Sebagai contoh bangunan arsitektur Yunani Kuno yang berupa banyak tiang besar.

Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunani Kuno dulu dipahami pula dalam arti yang lebih terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Keindahan dianggap sebagai kualita dari benda-benda yang disusun (yakni mempunyai bagian-bagian). Bangsa Yunani menemukan bahwa hubungan-hubungan matematik yang cermat sebagaimana terdapat dalam ilmu ukur dan berbagai pengukuran proporsi ternyata dapat diwujudkan dalam benda-benda bersusun yang indah.

Teori perimbangan berlaku dari abad ke-5 sebelum masehi sampai abad ke 17 masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni. Bagi mereka keindahan hanyalah kesan yang subyektif sifatnya.

Keindahan hanya ada pada pikiran orang yang menerangkannya dan setiap pikiran melihat suatu keindahan yang berbeda-benda. Para seniman romantik umumnya berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak adanya keteraturan, yakni tersusun dari daya hidup, penggambaran, pelimpahan dan pengungkapan perasaan. Karena itu tidak mungkin disusun teori umum tentang keindahan.

Sumber :
http://hadi27.wordpress.com/rangkuman-manusia-dan-keindahan-serta-manusia-dan-penderitaan/

Minggu, 09 Desember 2012

Sistar 19 - Maboy MV


Let’s go
S.I.S.T.A.R, Sistar!
Baby stop breakin’ my heart Oh No!
You heard me? No more next time!
I hope you got that boy

Hey girls~ It’s goin’ be alright
Hey boys~ Better make it right
Hey girls~ We got ya back, got ya back, got got got ya back

Malhaji anhado also itta haetjanha
Nae mam eotteonji neon algo itgetji
Geuraeseo midgo chamgo kidaryeotji

Honja duji anhgettago haetjanha
Yaksok haesseotji songarak georeotji
Geureonde wae tto geojitmareul hae

Saranghadaneun mal geuri eoryeomni
Hanmadi marimyeon dweneun geol
Neo jakku byeonhaega
Nado ijen jogeum jichyeoga Oh Oh

Shigani galsurok deo moreugesseo
Joha jilsurok naneun deo apeunde
(Why you trippin’ boy)
Nal jom barabwa

OH Ma Boy ~ OH Ma Boy ~ Baby
Niga museum sarangeul ara
Nae mamman apa

OH Ma Boy ~ OH Ma Boy ~Baby
Niga eotteohke nae mameul ara
Don’t let me down Boy

Neo ttaemune naega michyeo
Why try’n play games with me?
Neoro inhae haruedo naneun myeot beonsshik
Up & Down Don’t let me down
Nan ureo maeil bam (No, No)
Stop breakin’ ma heart

Neoneun nae gibundo moreugo nun dollyeo
What I got what you lookin’for
Han nun paljima ige nae majimak gyeonggo (Oh No)
This goin’ be the last time

Saranghadaneun mal geuri eoryeomni
Hanmadi marimyeon dweneun geol
Neo jakku byeonhaega
Nado ijen jogeum jichyeoga Oh ~

Shigani galsurok deo moreugesseo
Joha jilsurok naneun deo apeunde
(Why you trippin’ boy)
Nal jom barabwa

OH Ma Boy ~ OH Ma Boy ~Baby
Niga museum sarangeul ara
Nae mamman apa
OH Ma Boy ~ OH Ma Boy ~Baby
Niga eotteohke nae mameul ara
Don’t let me down Boy

Oh Boy deo joha jil surok
Oh Boy apeun nae mameul ani neo
Nae mame jageun soksagim
Ttaron nareul boneun ttatteuthan nungil

Geugeo hanamyeon dwe
Ojik neoman weonhae
Ajikdo neoman nae mam moreujanha

Oh Ma Boy ~ Oh Ma Boy ~ Baby ~!
Niga museum sarangeul ara
Nae mamman apa

Oh Ma Boy ~ Oh Ma Boy ~ Baby ~!
Niga eotteohke nae mameul ara
Don’t let me down Boy
Ma Boy